Mutiara Hati

Menyimak dengan seksama ceramah pagi
Sarapan terindah ba'da subuh setelah Al Waqi'ah dikumandangkan...

"Orang tua adalah mutiara kehidupan
Senantiasa memberikan kasih sayang untuk kita.
Tak peduli ada beban dalam pikirannya
Beliau selalu tersenyum bangga menyaksikan perkembangan sekecil apapun dari anak-anaknya...

Orang tua adalah teladan yang tak lepas dari ketegasan
Bukan kebencian, melainkan salah satu bentuk kekhawatiran
Cemas di kala anak-anaknya tumbuh tak sesuai dengan apa yang ia harapkan
Sementara, tak jarang anak membalasnya dengan ketidaksabaran
Bertutur kata jauh dari kelembutan yang tanpa sengaja telah menorehkan luka yang tak terlihat oleh kasat mata..."

Kurang lebih cuplikan dari ceramah pagi ini adalah seperti itu
Sarapan qolbu yang terasa sangat menyesak dalam dada
Tersadar bahwa sampai detik ini belum juga aku berikan hal terindah untuk Mamah dan Papah.
Tetesan air mata lambat laun mengalir deras di kedua pipi
Bukan rasa pedih terisi debu, melainkan sebuah pengakuan dosa dari sekian kesalahan yang tanpa sengaja melukai hati kedua orang tua...

Ya Allah,,,
Jangan pernah bosan mendengar pintaku.
Karena hanya kepada-Mu aku memohon sebuah harapan...

Aku harap ada kelapangan dari sebuah pengampunan atas dosa-dosaku yang besar
Meski aku tahu bahwa begitu sulit menghitung kesalahan yang telah aku perbuat, terutama pada orang tuaku
Maaf jika sampai detik ini masih saja aku membuat tetesan luka di sudut mata kedua orang tuaku
Walaupun aku tahu, tetap ada do'a-do'a indah yang masih beliau panjatkan untuk kemudahan jalan hidupku...

Ya Rahman Ya Rahim...
Ampunilah segala dosaku dan dosa kedua orang tua ku
Sertailah ia dengan segala kasih sayang-Mu
Berikanlah keselamatan dan kebahagiaan yang hanya bersumber dari-Mu
Aku titipkan ia pada-Mu,
karena aku tahu bahwa hanya Engkaulah sebaik-baiknya penjaga mutiara hatiku...
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin...