Rabu, 02 Januari 2013

Oktober 2011/2012 (Part 4)

Diposting oleh Unknown di 08.42
Surat terkasih untukmu adik,,,

Lama tak bersua. Selintas kabar darimu pun tak ku dengar dari kejauhan. Hanya saja, pagi ini raut wajahmu melintas begitu saja dalam benakku. Anggap ini adalah surat pertama untukmu adikku, yang kini terasa semakin jauh...

Adikku, aku dengar satu kabar dari ibu mu juga ibu kakakmu yang kini sama tak ku dengar tentangnya. Ibu mu bercerita tentang kebimbanganmu. Ya, bulan kemarin tepat di ulang tahunku. Ibu mu menyampaikan bahwa kau bimbang ucapkan keselamatan atas usia ku atau tidak. Berikan bingkisan cantik atau tidak. Sampai akhirnya kau putuskan untuk sama sekali tidak ada kata ucapan ataupun hadiah hanya karena tak ada kabar tentangku untukmu...

Aku tersenyum tenang di tengah rasa pahit. Kau tahu? bukan pedih karena tak ada ucapan atau hadiah, melainkan dari penyikapanmu atas situasi yang ada tentangku dan kakakmu. Jangan pandang aku dengan permasalahan yang telah menyudutkanku. Pandanglah segala upaya yang telah aku lakukan untukmu dan keluargamu. Ingatkah?

Bukan niatku mengungkit semua atas dasar ketidakikhlasan. Aku ikhlas. Insya allah aku tulus melakukan semua untukmu yang telah aku anggap adikku sendiri. Hanya saja, aku ingin kau tidaklah bersikap seperti itu, terlalu pedih untukku. Masalah ini adalah masalah aku dan kakakmu. Kaji ulanglah setiap penyikapanmu padaku...


(Diambil dari kisah nyata seorang Perawat Muda)

0 komentar:

Posting Komentar




 

VISCART Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review